Merdeka.com - Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabsus) Tricakti mendapatkan perkuatan Alutsista yakni satu unit pesawat udara Heli Super Puma. Bantuan itu datang dari Komando Operasi Angkatan Udara II (Koopsau II).
Nantinya, Heli Super Puma tersebut digunakan untuk mengevakuasi teroris MIT (Mujahidin Indonesia Timur) Poso yang tewas dalam penyergapan di Pegunungan Tokasa, Desa Tanalanto, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parimo, Sulteng pada Minggu (11/7) lalu.
"Setelah melakukan berbagai analisa dan diskusi yang panjang untuk mempercepat evakuasi dua jenazah tersebut, Pangkoopsgabsus Mayjen TNI Richard T.H Tampubolon melakukan koordinasi dengan Pangkoopsau II Marsda TNI Minggit Tribowo, untuk dapat memperkuat Alutsista yang dapat mempercepat pengangkatan jenazah dari dalam lembah di Pegunungan Tokasa," kata Wapangkoopsgabsus Brigjen TNI Rafael Granada Baay dalam keterangannya, Rabu (14/7).
"Pangkoopsau II Marsda TNI Minggit Tribowo kemudian
memerintahkan Dansatgasud Kolonel Pnb Vincentius Endy H.P, untuk segera
mengirimkan Heli Super Puma untuk membantu evakuasi jenazah teroris MIT dari
TKP," sambungnya.
Kemudian, pada pukul 11.00 WITA, Heli Super Puma dengan
Pilot Mayor Pnb Budiono itu landing di Kosatgas Tricakti lapangan Mayonif
714/SM Poso, dan langsung diambil short briefing yang dikoordinir Asops
Koopsgabsus Tricakti Kolonel Inf Frans Yohanes Purba.
"Didampingi Asintel Kolonel Inf M. Nasrullah Nasution,
Katim Analis Kolonel Inf Bosco Haryo Yunasto, Wadansatgassus Letkol Inf Romel
J. Wardhana serta Pilot dan Crew Heli Super Puma dan Heli Caracal,"
jelasnya.
Selanjutnya, ia memberikan perintah operasi mekanisme
evakuasi kepada seluruh personel yang terlibat dalam pengangkatan jenazah.
"Semoga cuaca clear siang ini, sehingga jenazah segera
bisa kita angkat dari landing zone darurat yang disiapkan tim evakuasi
darat," tutupnya.
Sebelumnya, Panglima Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabssus)
Tricakti Mayjen TNI Richard Tampubolon membeberkan, situasi saat kontak senjata
antara timnya dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di
Pegunungan Tokasa, Desa Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parimo,
Provinsi Sulteng.
Awalnya, Tim Tricakti yang dipimpin Lettu Inf David Manurung
dari satuan Kopassus menyusup ke lokasi persembunyian dan camp teroris dengan
mengandalkan unit kecil kekuatan lima orang. Mereka melewati medan sulit hingga
hutan lebat.
Tim mengendus jejak yang ditinggalkan kelompok MIT sampai
dengan titik aman melakukan penyergapan.
"Tim Tricakti berhasil mendekati camp kelompok teroris
MIT secara senyap dan penuh kerahasiaan, bahkan seluruh anggota Tim harus
merayap ke sasaran sejauh 500 meter sejak pukul 22.00 WITA, tadi malam sampai
dengan penyergapan pukul 03.00 WITA," tutur Richard dalam keterangannya,
Minggu (11/7).
Target Sedang Istirahat
Sekitar jarak 5 meter dari posisi pengintaian, Richard
melanjutkan, camp teroris MIT terlihat meski samar lantaran kondisi cuaca gelap
disertai hujan. Ada lima anggota kelompok MIT Poso yang sedang beristirahat.
Setelah yakin target yang diintai merupakan anggota MIT, tim
langsung membuka tembakan demi melumpuhkan anggota kelompok MIT tersebut.
"Dalam peristiwa penyergapan pagi ini, ada sekitar lima
orang kelompok teroris MIT sedang beristirahat, dengan tewasnya dua orang
tersebut (Rukli dan Ahmad Panjang) diduga ada juga yang melarikan diri,"
jelas dia.
0 komentar:
Posting Komentar