KBRN, Pekalogan : Tim Deputi Bidang Sistem Nasional
(Desisnas) Setjen Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Republik Indonesia
melakukan kunjungan kerja ke Kota Pekalongan di rumah dinas wali kota (Guest
House), Rabu (24/11/2021). Kunjungan tersebut disambut baik oleh Wali Kota
Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid bersama Asisten Perekonomian dan Pembangunan
Setda Kota Pekalongan, Erli Nufiati SE, serta sejumlah Kepala OPD terkait, bertempat.
Kunjungan tim Wantannas ke Kota Batik ini untuk mencari data
pengembangan UMKM industri batik di Kota Pekalongan. Wali kota yang akrab
disapa Aaf tersebut berharap kunjungan ini dapat memberikan berkah dan
kemajuan bagi Kota Pekalongan.
“Alhamdulillah Kota Pekalongan hari ini kedatangan tamu
istimewa dari Wantannas. Kunjungan mereka kali ini ingin ikut mengetahui apa
yang menjadi permasalahan dan potensi di Kota Pekalongan supaya bisa
dikembangkan,” tuturnya.
Menurutnya, kunjungan Wantannas selama 2 hari ke depan ini,
Wantannas diharapkan bisa menemukan potensi dan hal-hal yang positif untuk
segera dikoordinasikan dengan pemerintah pusat mengenai program-program
pengembangan batik apa yang bisa disinkron ke depannya. Terlebih, Kota
Pekalongan telah dinobatkan oleh The United Nations Educational, Scientific and
Cultural Organization (UNESCO) sebagai Kota Batik (World's City of Batik) dan
Kota Kreatif Dunia.
“Syukur-syukur pemerintah pusat bisa memberikan Kota
Pekalongan. Harapannya, kedatangan mereka ini membawa berkah dan angin segar
untuk Kota Pekalongan. Karena Kota Pekalongan ini sebagai Kota Batik,kami tadi
membahas seputar batik, seperti diketahui Kota Pekalongan sudah dinobatkan
sebagai Kota Batik dan Kota Kreatif Dunia. Mudah-mudahan ini bisa bermanfaat
untuk Kota Pekalongan,” ungkapnya.
Sementara itu, Analisa Kebijakan Sumber Daya Manusia
Desisnas Wantannas, Kolonel Infanteri Jatmiko Wirastomo menjelaskan bahwa,
kedatangan Tim Wantannas ke Kota Pekalongan untuk mencari data dan kendala
untuk pengembangan UMKM di sektor batik.
"Kami dari Watannas selaku perwakilan dari Staff
Kepresidenan, kami ke Kota Pekalongan akan mencari data dan bahan masukan dalam
rangka membantu mengatasi kendala untuk pengembangan UMKM terutama industri
batik, serta melihat secara nyata di lapangan tentang pencemaran limbah yang
ada sehingga kita bisa memberikan solusi juga," papar Jatmiko.
Kolonel Inf Jatmiko menilai, perkembangan batik Kota
Pekalongan sudah sangat baik dan mendunia, terutama dari sektor industrinya,
dibandingkan daerah penghasil batik lainnya seperti Yogyakarta dan Solo.
Industri batik di Kota Pekalongan yang berkembang selama ini telah membawa
dampak positif dalam peningkatan income daerah setempat.
“Apalagi batik Pekalongan ini sudah diakui oleh UNESCO,
sehingga adanya batik disini menjadikan kami tertarik, secara nyata di lapangan
bahwa dengan batik bisa meningkatkan income bagi daerah maupun pemerintahan secara
keseluruhan, terlebih dari segi pemasaran ekspor yang semakin meluas,”
tegasnya.
Terkait dengan regenerasi batik yang menjadi salah satu
kendala permasalahan perkembangan batik ini perlu menjadi perhatian bersama.
Pasalnya,regenerasi batik ini perlu dilakukan sebagai upaya melestarikan
sekaligus memperkenalkan potensi budaya batik yang sudah ada selama ini di Kota
Pekalongan.
“Regenerasi batik ini seperti yang disampaikan Pak wali kota
tadi ini masih menjadi PR untuk Kota Pekalongan,karena semakin kesini generasi
yang muda ini harus diperkenalkan dan dibangkitkan minatnya untuk menjadikan
suatu daya tarik tersendiri / profesi bagi mereka. Jangan sampai suatu saat
batik sebagai warisan budaya ini hilang,sehingga kita semua harus
mempertahankannya,” pungkasnya.
Usai penerimaan di Rumah Dinas Walikota Pekalongan,Tim
Watanhas didampingi Kepala OPD terkait melanjutkan kunjungannya ke Makodim
0710/Pekalongan, Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft (Asephi) Pekalongan
di Batik Wirokuto, dan Kantor Dindagkop-UKM Kota Pekalongan. (Miftachudin -
Pekalongan)
Sumber : rri.co .id
Update info:
Kolonel Infanteri Jatmiko Wirastomo menjabat sebagai Analisa Kebijakan Sumber Daya Manusia Desisnas Wantannas,
0 komentar:
Posting Komentar