Yoyok Riyo Sudibyo, biasa dipangil Yoyok, lahir di Batang, Jawa Tengah, 23 April 1972. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya, ia meneruskan sekolah di Akademi Militer (Akmil) di Magelang.
Yoyok menyelesaikan sekolah militernya pada tahun 1994.
Setelah itu, sejumlah penugasan ia lakoni. Kariernya dimulai sebagai perwira
operasi Detasemen Intel Kodam Jaya, Jakarta, Komandan Koramil 03 Tanjung Priok,
Jakarta Utara, hinga Komandan Satgas Badan Intelijen Negara (BIN) wilayah
Jayawijaya, Papua. Ia menjadi Danramil termuda saat memegang wilayah teritorial
Tanjung Priok pada tahun 2002 saat berusia 30 tahun.
Saat karier militernya naik daun, ia memilih pensiun dini
pada tahun 2006. Yoyok lebih memilh fokus dalam usaha jualan baju, buka distro,
toko serba lima ribu, toko roti, hotel, dan sebagainya. Karier dagangnya lebih
bagus dibanding di TNI. Dengan modal Rp44 Juta hasil menjual mobil dalam waktu
singkat bisa jadi anak macan di Papua.
Saat menjalani bisnisnya, ada godaan terjun ke dunia politik
untuk membangun kota kelahirannya. Karier politiknya pun berjalan dengan
perjuangan yang panjang. Dia bersama temannya membuat video sejarah
kehidupannya, dengan membawa kaset itu ke mana-mana sebagai branding dirinya.
Awalnya Yoyok maju lewat jalur independen, sehingga ada
proses pengumpulan KTP yang membuatnya dekat dengan masyarakat. Dan anehnya,
dalam proses itu ia banyak dibantu kawan-kawan LSM. Karena memang waktu itu
situasinya lagi pada tidak suka dengan parpol.
Tetapi menjelang pendaftaran ke KPUD, partai-partai politik
menyatakan dukungannya, sehingga secara resmi didukung oleh sejumlah partai
besar seperti, Golkar, PAN, PPP, Partai Demokrat dan sejumlah partai non
parlemen. Kemudian Yoyok berhasil menjadi orang nomor satu di Kabupaten Batang,
Jawa Tengah.
Dalam memimpin kota kelahirannya, Yoyok melakukan beberapa
gebrakan dengan konsep "Membangun Birokrasi Bersih, Ekonomi Bangkit".
Ia mulai menerapkan sikap disiplin dan transparan. Ia buktikan dengan kerja dan
dekat dengan rakyatnya. Hasil kerjanya dapat apresiasi. Ia diganjar menjadi
salah satu penerima Bung Hatta Anti-Corruption Award pada 2015.
Yoyok dianggap sebagai kepala daerah yang bersih dari
korupsi. Selain itu, ia juga dinilai sebagai kepala daerah yang berhasil
menyelenggarakan tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, dan
akuntabel.
Sejumlah terobosan dilakukan oleh mantan dansatgas Badan
Intelijen Negara (BIN) Wilayah Jaya Wijaya, Papua, ini. Salah satunya menggelar
festival anggaran. Ia melarang semua kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) melayani atau memberi fee proyek kepada siapa pun yang mengatasnamakan
bupati. Tak hanya itu, Yoyok juga menggelar lelang secara terbuka dan berbasis
elektronik.
Namun, siapa sangka. Di balik pujian dan apresiasi yang
dilayangkan banyak kalangan, ternyata Yoyok merasa “tersiksa” menjalani
tugasnya sebagai kepala daerah. Alih-alih menikmati segala fasilitas dan
privilege sebagai bupati, ia malah kerap stres dan tertekan. Bahkan, ia bersumpah
agar anak-anaknya tak mengikuti jejaknya sebagai kepala daerah. (AC/DN)
(Photo/Antara)
SD Negeri 3 Bawang (1984)
SMP Negeri 1 Bawang (1987)
SMA Negeri 1 Batang (1990)
Akademi Militer 1994
Sekolah Lanjutan Perwira (2004)
KARIER
Perwira Operasi Detasemen Intel Kodam Jaya, Jakarta (2001)
Komandan Koramil 03 Tanjung Priok, Jakarta Utara (2002)
Komandan Satgas Badan Intelijen Negara (BIN) Jayawijaya,
Papua (2004)
Pengusaha 2006
Bupati 2012 – 2017
PENGHARGAAN
Satya Lencana Kesetiaan VIII, 2002
Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA)2015
Bintang Legiun Veteran Republik Indonesia, 2016
Sumber: viva.co .id
0 komentar:
Posting Komentar