28 Mei 2025

Obrolan Warung Kopi

OBROLAN IMAJINER TEKAD AKMIL 94 - EDISI “BANGGA DENGAN JABATAN BARU KAWAN-KAWAN”

Obrolan Warung Kopi 

Tempat ngumpul masih sama, warung kopi favorit yang penuh nostalgia. Empat sahabat Tekad 94: Tumpak (Batak), Joko (Solo), Rofi’i (Madura), dan Uda Zul (Padang) sedang ngopi santai sambil buka WA grup yang sedang ramai ucapan selamat. Kopi panas, pisang goreng, dan tawa khas letting 94 menyatu hangat.




Tumpak (Batak):
“Bah! Hebat kali lah kawan-kawan kita ini. Lihat si Mas Zaini itu, jadi Kadepmipatek Akmil! Kalau dulu pas kuliah dia udah seperti dosen, sekarang beneran ngatur dosen.” (tertawa bangga)

Joko (Solo) (tersenyum khas orang Jawa):
“Iya lho Mas... urusan akademik emang cocok. Apalagi sekarang di Akmil, tempat semua bermula. Wah, Tekad jadi inspirasi Tekad baru.”

Rofi’i (Madura) (mengangguk cepat):
“Tak kira juga Mas Dariyanto cocok banget jadi Ses Disadaad. Dia pernah tugas di Papua kan? Pasti ngerti medan dan kebutuhan logistik. Cuma aku harap dia nggak lupa, yang paling penting itu... kopi dan sambal!” (semua tertawa keras)

Uda Zul (Padang) (sambil nyengir lebar):
“Iyo lah! Tapi yang paling lucu tuh si Wirawan. Dosen Utama Seskoad? Waduh, dosennya bisa ngajarin taktik sambil stand up komedi!”
“Dulu waktu di batalyon aja dia ngelawak sambil mimpin apel. Sekarang bisa jadi motivator Seskoad!”

Tumpak (senyum geli):
“Dan itu lae Boy Hendrik, urang awak juga. Sekarang di Pusterad, Kasubditbinlitbangter apa itu? Yang jelas, Boy tuh dari dulu serius kalo udah bahas strategi. Tapi kalau udah makan rendang, hilang semua beban.”

Joko:
“Mas Widya juga mantap, lama di Itjenad, sekarang jadi Irut-VIII/Binkumtaltibprot. Wah, cocok, dari dulu teliti dan adem orangnya. Jarang ngomong tapi sekali bicara, langsung bikin tenang.”

Rofi’i:
“Kang Eden juga dapet posisi keren, Irut-VI/Ops DN. Orang Sunda itu ramah, tapi kalau udah ngurus operasi dalam negeri, seriusnya luar biasa. Dulu waktu kita simulasi, dia paling rapi nyusun skenario!”

Uda Zul (senyum haru):
“Eh, jangan lupa Uda Hendri Wijaya juga. Sesama urang awak, sekarang jadi Irut-IV/Binsisops. Kalau soal analisa dan data operasional, dia itu kalau ibarat rendang, empuk tapi nendang!”

Tumpak (angkat jempol):
“Tapi si Sabah—eh maksudku Mas Samudra Bachtiar—itu keren juga. Irut-VII/Ops LN, artinya dia bakal banyak ke luar negeri. Gaya dia kan tenang tapi penuh isi. Dulu di WA grup aja suka kasih analisa tajam soal global.”

Joko:
“Mas Erwin Ferdinand Barends juga luar biasa. Pabanorg Sdirdok Kodiklatad. Orang Toraja yang bijak dan punya leadership kuat. Kalau pidato, nadanya dalam, nyentuh banget.”

Rofi’i:
“Mas Ade Rizal juga dapet jabatan bagus. Sekarang Pamen Pussenif, tapi sebelumnya tugas di Jayapura. Pasti mental lapangan dan loyalitasnya udah nggak diragukan.”

Uda Zul (manggut-manggut):
“Dan Mas Cahyadi Imam Suhada, Pamen Ahli Pangdam IX/Udayana. Pernah dinas di Kemhan juga kan? Jadi paham betul perspektif strategis dan politik dalam pertahanan. Kombinasi langka itu.”




Tumpak (menghela napas puas):
“Bah... luar biasa kali lae-lae kita ini. Semuanya udah di tempat yang pas, kayak puzzle yang ketemu potongannya. Tinggal kita dukung dan doakan.”

Joko (lembut):
“Semoga mereka semua amanah. Pangkat itu ujian. Tapi aku percaya, Tekad 94 itu kuat karena saling dukung.”

Rofi’i (sambil angkat gelas kopi):
“Hidup Tekad! Satu angkatan, satu hati, satu pengabdian.”

Uda Zul (tersenyum bangga):
“Semoga sukses kalian jadi doa dan inspirasi buat kami semua.”




Salam bangga dari kami: 
Tumpak, Joko, Rofi’i, dan Uda Zul.

Untuk para sahabat Tekad 94 yang kini menempati posisi baru, selamat mengemban amanah.

Sukses selalu, tetap rendah hati, tetap satu Tekad untuk negeri!

Aamiin aamiin ya Rabbal ‘alamin.



“Karena kita bukan hanya lulusan satu angkatan. Tapi saudara sejiwa dalam pengabdian.”


Akmil94.blogspot.com



Silahkan beri komentar

0 komentar: