ANALISA CERITA
Dari cerita diatas dapat dipelajari beberapa hal yang terjadi pada peristiwa itu sehingga kejadian ini dapat diambil hikmahnya agar dikemudian hari kejadian ini dapat menjadi contoh yang baik bagi para pemimpin. Beberapa hal atau faktor yang ikut mempengaruhi kejadian itu adalah sebagai berikut :
Dari cerita diatas dapat dipelajari beberapa hal yang terjadi pada peristiwa itu sehingga kejadian ini dapat diambil hikmahnya agar dikemudian hari kejadian ini dapat menjadi contoh yang baik bagi para pemimpin. Beberapa hal atau faktor yang ikut mempengaruhi kejadian itu adalah sebagai berikut :
1. Keadaan di luar diri Prada Simarsono.
- Kepemimpinan Mayor Inf James Bond yang otoriter mengakibatkan Simarsono menjadi takut berbuat salah yang berlebihan,takut dimarahin dan akhirnya Simarsono tertekan apalagi Simarsono selalu berada di dekat Mayor Inf James Bond sebagai Tamudi Danyon. Kondisi ini membuat tekanan fisik dan bathin yang membuatnya semakin lelah dan mulai apatis. Semakin lama Simarsono tertekan hanya menunggu waktu untuk meledak
- Kondisi kebathinan anggota Batalyon Infanteri 007 lainnya juga mempengaruhi Simarsono. Sikap Mayor Inf James Bond yang temperamental ini bukan saja dirasakan oleh Simarsono seorang prajurit muda, tapi dirasakan juga oleh semua anggota Batalyon 007 yang bertugas di Papua atau yang ada di Home base di Jawa. Tentu saja dalam kesehariannya Simarsono mendengar atau turut dalam "ngobrol-ngobrol" yang membicarakan kejelekan pemimpin mereka, Mereka sebenarnya tidak benar-benar merasakan adanya pemimpin tapi seorang kejam yang mempunya pangkat yang lebih tinggi dan mereka harus patuh apalagi orang kejam itu adalah komandan mereka!.
- Situasi nasional saat itu juga mempengaruhi suasana kebathinan prajurit ketika itu. Pada tahun 1996, situasi di Jakarta mulai panas dengan adanya banyak demotrasi menutut adanya perubahan atau reformasi akibat situasi global dan ekonomi Indonesia ketika itu. Kondisi ini juga mempengaruhi suasana kebathinan prajurit dua Simarsono ketika itu.
- Waktu dan tempat yang jauh rumah orang tua. Adalah wajar jika seseorang yang jauh dari rumahnya akan mengalami "Home Sick" atau rindu rumah. Dari cerita diatas dapat dipelajari bahwa waktu yang lama di daerah operasi turut mempengaruhi jiwa anak muda ini. Seorang Prajurit dua seperti Simarsono ini relative masih muda dan mungkin saja baru pertama kali ikut dalam tugas operasi militer di daerah luar Jawa. Mungkin saja, biasanya Simarsono bisa pulang ke rumahnya atau bisa saja dia bisa refreshing dengan teman-temannya di Jawa. Apalagi ditambah dengan suasana yang menekan dibawah kepemimpinan yang otoriter. Semua itu mempengaruhi Prada Simarsono.
2. Keadaan di dalam diri Prada Simarsono.
- Jiwa muda dan Idealis yang kontradiktif. Jika dipelajari cerita diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Simarsono adalah seorang yang idealis. Jiwa idealis akan mempengaruhi sikap dan tindakannya. Itulah sebabnya Simarsono terpilih menjadi tamudi Danyon. Supir seorang Danyon biasanya adalah seorang yang terpilih atau setidak-tidaknya tamudi terbaik yang dimiliki oleh Batalyon itu. Tetapi terjadi pemberontakan atau konflik dalam bathin prajurit ini. Ya bagaimanapun juga, seseorang yang pantas dihormati adalah seseorang yang bersikap bijak dan melindungi atau kebapakan. Sementara itu dia berhadapan dengan seorang komandan yang sulit untuk dihormati dengan tulus. Yang terjadi adalah apatis dan melakukan semua perintah dengan disiplin mati saja. Di sisi lain Simarsono adalah seorang yang idealis sementara itu di sisi lain juga sikap pemimpin yang otoriter membuatnya sulit untuk ikhlas melakukan perintah.
3. Selain masalah eksternal ataupun internal dari Prada Simarsono yang bisa kita pelajari, ada hal lain yang dapat dipelajari dari kejadian penembakan ini yaitu bahwa perubahan global yang mempengaruhi cara berpikir masyarakat kita, termasuk juga diantaranya para anggota Yonif 007. Organisasi besar yang diawaki oleh orang-orang yang berkualitas ini juga adalah bagian dari masyarakat Indonesia yang ikut terimbas dalam perubahan global ini. Perkembangan global memaksa para pemimpin sebuah organisasi untuk mengikuti arus perubahan. Cara-cara memimpin dengan pola lama harus segera diganti dengan pola berpikir dan bertindak.
HARAPAN
Akhirnya sebagai harapan dari cerita dan analisa yang dipelajari tadi, kita semua berharap pemimpin yang akan datang adalah pemimpin yang berkualitas dan berpikir serta bertindak seiring dengan perubahan dengan tetap mempertahankan jati dirinya. Kepemimpinan yang otoriter yang pada masa lampau dianggap sebagai cara memimpin yang berani atau cara memimpin yang kuat. Cara memimpin yang berani atau cara memimpin yang kuat tadi sangat rentan menjadikan pemimpin yang "super power". Karena sikap bijaksana adalah sikap memahami bukan memaksa keinginan dengan alasan menegakan aturan pada semua kondisi dan situasi. Sikap memahami tidak berarti lemah tapi mendengar masukan dan kemudian mengambil keputusan untuk kepentingan yang lebih besar.
Semoga bermanfaat !
0 komentar:
Posting Komentar