![]() |
sumber foto: malintang pos online |
Brigadir Jenderal TNI Muhammad Nasrullah Nasution adalah sosok yang penuh dedikasi, baik dalam tugas militer maupun kehidupan sehari-hari. Sebagai teman seangkatan di Akademi Militer (Akmil) tahun 1994, perjalanan panjang yang telah dilalui oleh Nasrullah sungguh menginspirasi banyak orang. Ia bukan hanya seorang prajurit yang tangguh, tetapi juga seorang pemimpin yang selalu memegang teguh nilai-nilai humanisme dalam setiap langkahnya.
Awal Perjalanan Karier yang Cemerlang
Setelah lulus dari Akmil pada tahun 1994 dengan kecabangan Infanteri, Nasrullah memulai kariernya dengan semangat dan tekad yang tinggi. Sebagai lulusan Akmil, tantangan berat dalam proses penggemblengan sudah pasti menjadi bagian dari perjalanan awalnya. Namun, Nasrullah sudah menunjukkan kecemerlangan sejak awal.
Jabatan pertamanya sebagai Pama di Brigade Infanteri I/Jaya Sakti pada tahun 1995 menandai awal dari perjalanan panjangnya. Di sini, ia mulai menunjukkan kualitas kepemimpinannya. Tidak hanya soal kemampuan bertempur, tetapi juga dalam membangun hubungan yang baik dengan sesama prajurit dan menjalin komunikasi yang efektif. Ketekunan dan komitmennya untuk terus belajar menjadi salah satu karakteristik yang terus terlihat dalam perjalanan kariernya.
Kepemimpinan yang Menginspirasi
Selama bertahun-tahun, Nasrullah terus mendaki jenjang karier dengan berbagai posisi yang menantang. Seperti halnya ketika ia dipercaya menjabat sebagai Danton dan Danki di Brigade Infanteri I/Jaya Sakti antara tahun 1995 hingga 2005. Jabatan tersebut memerlukan keberanian, kedisiplinan, dan kemampuan untuk mengelola pasukan dengan baik. Nasrullah menjalankan tugas-tugas ini dengan penuh rasa tanggung jawab dan ketulusan, yang menjadikannya sosok yang dihormati oleh anak buahnya.
Kemudian, pada periode 2005–2008, Nasrullah menjabat sebagai Wadan Intel Brigade Infanteri I/Jaya Sakti. Di sini, ia mulai memperlihatkan kemampuan intelijen yang luar biasa, menggabungkan insting militer yang tajam dengan strategi yang matang. Ia mengedepankan pentingnya koordinasi dan pengumpulan informasi yang akurat, serta menjaga hubungan baik dengan berbagai pihak untuk menciptakan situasi yang kondusif.
Komitmen pada Kesejahteraan Prajurit
Salah satu sisi humanis yang paling kuat dari Nasrullah adalah komitmennya terhadap kesejahteraan prajurit. Ia bukan hanya seorang pemimpin yang mengutamakan kesuksesan misi, tetapi juga peduli dengan kondisi mental dan fisik pasukannya. Pada saat menjabat sebagai Danyon 614/Raja Pandita (2010–2012), ia berusaha memberikan perhatian khusus pada kesejahteraan anggotanya, baik itu dalam bentuk pembinaan, fasilitas, maupun membangun ikatan emosional yang kuat di antara prajurit. Ia selalu berusaha menjadi contoh yang baik, baik di lapangan maupun dalam kehidupan pribadi.
Sebagai Dandim 0904/Tanah Grogot pada periode 2012–2014, Nasrullah juga memperlihatkan sisi humanisnya melalui pendekatan yang sangat menghargai keberagaman dan kebersamaan. Ia selalu memastikan bahwa setiap prajurit merasa dihargai dan diperhatikan, tidak hanya sebagai bagian dari institusi militer, tetapi juga sebagai individu yang memiliki kehidupan dan keluarga. Baginya, kesejahteraan mental pasukan sama pentingnya dengan kemampuan tempur mereka.
Peran Besar di Bidang Intelijen
Karier Nasrullah dalam bidang intelijen menunjukkan betapa banyaknya kepercayaan yang diberikan kepadanya. Sebagai Asintel Kasdam II/Sriwijaya (2015–2017), Komandan Pusdikintel Kodiklatad (2017–2020), hingga Waasintel Kaskogabwilhan II (2020–2021), Nasrullah terus berkembang sebagai seorang pemimpin yang cerdas dan visioner dalam dunia intelijen. Ia sering berbicara tentang pentingnya memahami dinamika sosial dan politik, serta bagaimana menjaga keseimbangan antara kebutuhan informasi dan etika dalam pengumpulan data.
Sebagai seorang pemimpin, Nasrullah selalu menekankan bahwa intelijen bukan hanya soal mengumpulkan informasi, tetapi juga soal menjaga kepercayaan dan menciptakan hubungan yang baik dengan masyarakat serta instansi terkait. Di sinilah sisi humanisnya kembali muncul. Dalam situasi yang penuh tantangan, ia tetap memegang teguh nilai-nilai integritas, kejujuran, dan transparansi, bahkan saat harus menghadapi situasi yang penuh risiko.
Puncak Karier dan Dedikasi pada Bangsa
Puncak karier Nasrullah tercapai pada tahun 2025, ketika ia dipercaya untuk menjabat sebagai Kabinda Sumatera Utara Deputi Bidang Intelijen Dalam Negeri BIN. Ini adalah bukti nyata dari perjalanan panjang yang penuh dedikasi dan kerja keras. Sebagai teman seangkatan, prestasi ini menjadi kebanggaan, bukan hanya karena kemampuan militernya yang luar biasa, tetapi juga karena integritas, etika, dan prinsip-prinsip moral yang selalu dijunjung tinggi sepanjang kariernya.
Nasrullah selalu dapat menjaga hubungan baik dengan keluarga, teman, dan kolega meskipun kariernya menuntutnya untuk sering berpindah tempat dan menjalani tugas-tugas yang sangat berat. Ia tahu bagaimana menjadi sosok yang bisa diandalkan dalam segala situasi, namun tetap menunjukkan sisi lembutnya sebagai suami dan ayah.
Kesimpulan: Sosok yang Menginspirasi
Brigadir Jenderal TNI Muhammad Nasrullah Nasution adalah contoh nyata dari seorang prajurit yang tidak hanya handal dalam tugas, tetapi juga memiliki kepedulian mendalam terhadap kesejahteraan dan kemanusiaan. Perjalanan kariernya adalah cerminan dari semangat untuk terus belajar, berinovasi, dan berkontribusi pada bangsa. Namun, yang paling mengesankan adalah kemampuannya untuk selalu menjadi pemimpin yang dekat dengan anak buahnya, menjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap keputusan, dan tetap rendah hati meskipun sudah mencapai puncak karier. Perjalanan Nasrullah masih panjang, dan ia akan terus memberi inspirasi bagi banyak orang.
0 komentar:
Posting Komentar