![]() |
Sumber foto: Tribratanewspoldakaltim.com |
![]() |
“Palagan” bukan sembarang istilah. Ia dipilih bukan untuk gagah-gagahan. Bukan pula karena ada perang. Tapi karena setiap langkah alumni Akabri 1994 adalah bentuk pertempuran: melawan ego, melawan waktu, dan melawan kemapanan yang membuat lupa daratan. Palagan adalah lambang juang, bukan hanya di medan tugas, tapi juga di medan kehidupan.
Tiga puluh satu tahun lalu, mereka digembleng tanpa HP, tanpa internet, bahkan tanpa AC di barak. Yang ada hanyalah disiplin keras, tali persaudaraan, dan semangat kebangsaan yang membara. Kini, mereka telah menjadi tokoh-tokoh penting: dari jenderal berbintang hingga perwira senior yang tetap membumi. Tapi semua kembali pada satu akar: sama-sama dari nol, sama-sama alumni Akabri 1994.
Bukan hanya prestasi di institusi yang mereka torehkan. Yang lebih membanggakan adalah bagaimana Palagan 94 tetap hadir untuk rakyat. Lewat aksi-aksi nyata: bakti sosial, penanaman pohon, bantuan ambulance, operasi katarak, pembangunan sumur bor di daerah minim air bersih, hingga pembagian sembako dan pelayanan kesehatan gratis di berbagai pelosok negeri.
Di usia pengabdian ke-31 ini, Palagan 94 menunjukkan bahwa loyalitas bukan soal seragam atau pangkat, tapi tentang kesetiaan pada nilai-nilai luhur. Mereka tidak sekadar menapak jalur karier, tapi juga menebar manfaat. Mereka tidak hanya bersatu saat dilantik, tapi tetap menyatu dalam langkah sosial yang konsisten.
Reuni demi reuni, yang dulu hanya jadi ajang nostalgia, kini berubah jadi ajang kontribusi. Mereka tidak sekadar berkumpul untuk bernyanyi dan berfoto bersama, tapi juga menanam 2000 pohon di Lembah Tidar, memberikan akses air bersih bagi warga Kalimantan Timur, dan menyediakan layanan kesehatan di pesisir Surabaya. Ini bukan pencitraan. Ini adalah bentuk rasa syukur yang dibuktikan dengan tindakan.
Palagan 94 telah membuktikan bahwa menjadi abdi negara adalah amanah yang harus terus dijaga, bahkan setelah bintang disematkan di pundak. Bahwa pengabdian tak berhenti pada masa dinas aktif. Bahwa mereka bisa menjadi contoh bukan karena mereka sempurna, tapi karena mereka konsisten dan rendah hati.
Selamat 31 tahun Palagan 94. Semoga tetap kokoh dalam pengabdian, tetap ringan tangan membantu, dan tetap rendah hati di puncak prestasi. Karena bagi kalian, berbuat baik bukan untuk dikenal, tapi untuk dikenang.
0 komentar:
Posting Komentar